Sejarah Yayasan PGII Bandung

Pada tahun 1949 lahir sebuah organisasi masyarakat bernama Persatuan Guru Islam Indonesia (PGII) di bawah Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang dipelopori oleh tokoh-tokoh yaitu KH. Wahid Hasyim, yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Agama, KH. Zarkasih, KH. Affandi Ridwan, RT. Jaya Rakhmat, Sutan Abdul Ghani dan KH. EZ. Muttaqien. Dalam perjalanan berikutnya, tepatnya pada 1950 tokoh-tokoh tersebut mendirikan lembaga pendidikan umum yang diselenggarakan di bawah Lembaga Pendidikan Muslimin.


Lahirnya Dekrit Presiden pada tahun 1959 berakibat pada bubarnya Masyumi sehingga berdampak kepada perubahan status PGII sebagai ormas menjadi sebuah yayasan pendidikan yang bernama Yayasan Pendidikan PGII. Sejak saat itu Yayasan Pendidikan PGII mengambil alih Lembaga Pendidikan Muslimin dalam urusan penyelenggaraan pendidikan. Secara hukum, Yayasan Pendidikan PGII yang saat ini terus berkembang dan mendapat kepercayaan dari masyarakat, berdiri pada tahun 1960 di Bandung dengan Notaris Noezar, terdaftar pada akte notaris No. 74. Turut hadir dalam pembentukan yayasan tersebut tokoh-tokoh antara lain: Sutan Abdul Ghani, Muhammad Heru Tjahya, Abdurachman bin Sarbie, dan selengkapnya tertulis pada akta notaris tersebut.


Tujuan pendirian Yayasan Pendidikan PGII dinyatakan pada pasal 3 Anggaran Dasar YP PGII, sebagai berikut:
a. Mengusahakan terlaksananya kesempurnaan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan bangsa Indonesia menurut ajaran Islam.
b. Memperbaiki mutu guru-guru yang beragama Islam.


Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, usaha yang dapat dilakukan dinyatakan dalam pasal 4 Anggaran Dasar YP PGII sebagai berikut:
a. Memajukan dan menyempurnakan perguruan Islam.
b. Mengadakan sekolah-sekolah, kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan.
c. Mengadakan musyawarah dan dialog mengenai pendidikan.
d. Memperluas cabang-cabang dan kesempatan pendidikan.


Sebelum menempati kampus Jl. Panatayuda No. 2 Bandung, sekolah yang pertama kali didirikan adalah SMA Muslimin pada tahun 1950 yang pada saat itu masih menumpang di SD Percobaan Jl. Pajagalan Bandung dengan kepala sekolah Jahri. Hal ini menunjukkan sebuah semangat dan idealisme yang tinggi di dalam mengembangkan pendidikan terutama dalam pendidikan Islam sekalipun belum ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Sejak tahun 1952 SMA Muslimin berubah nama menjadi SMA PGII yang lokasinya pindah ke Jl. Pamoyanan dengan kepala sekolah waktu itu Abdul Latief Aziz. Akhirnya pada 1962 SMA PGII pindah lokasi ke Jl. Panatayuda No. 2 hingga saat ini dengan status tanah Hak Guna Pakai dari Pemerintah Kota Bandung.


Para kepala sekolah yang sempat memimpin SMA PGII sejak berdiri hingga saat ini adalah Abdul Latief Aziz (1951 – 1964),  Noershap (1964 – 1975),  Drs. Ahlan Husen (1975 – 1978), Komar Usman (1978 – 1981), Drs. Eman Sundara (1981 – 1987), Drs. Hasan Mansyur (1987 – 1999), Drs. Lili Asmili (1999 – 2019) dan Tato Yuniarti, M.Pd.I. (2019-sekarang)
Di tengah perjalanannya, pada tahun 1968 YP PGII membuka Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) dengan waktu belajar pada siang hari setelah SMA. Penyelenggaraan SMEA tersebut hanya beberapa periode saja, sebab pada akhirnya penyelenggaraan pendidikan YP PGII difokuskan hanya kepada pengembangan SMA dan tidak menerima pendaftaran lagi untuk SMEA (passing out).


Pada perkembangan berikutnya, SMA PGII di masa kepemimpinan  Drs. Eman Sundara, mendapat kepercayaan yang semakin meningkat, terlebih setelah siswi SMA PGII diwajibkan menggunakan jilbab meskipun bertentangan dengan ketentuan pakaian seragam yang ditetapkan oleh pemerintah. Bahkan pada saat itu pula SMA PGII menerima siswi pindahan dari SMA negeri yang  dikeluarkan karena kasus menggunakan jilbab. Hal tersebut mengakibatkan siswa SMA PGII sangat melimpah melebihi daya tampung yang ada sehingga yayasan berinisiatif untuk membangun lokasi baru pada tanah hak milik YP PGII yang terdapat di Jl. Pahlawan Blk No. 17 sebagai kelas jauh SMA PGII.
Terjadinya peningkatan jumlah siswa yang cukup tinggi dan lokasi kelas jauh di Jl. Pahlawan Blk. No. 17 yang terletak diluar kecamatan Coblong dimana SMA PGII berada, maka pada 1988 YP PGII berinisiatif untuk membagi 2 (unit) SMA PGII menjadi SMA PGII 1 yang berlokasi di Jl. Panatayuda No. 2 dipimpin oleh Drs. Hasan Mansur dan SMA PGII 2 yang berlokasi di Jl. Pahlawan Blk. No. 17 dipimpin oleh Drs. Lili Asmili.
YP PGII selain menyelenggarakan pendidikan tingkat SMA, juga mendirikan pendidikan tingkat SMP pada 1967 dengan nama SMP PGII yang dipimpin pertama kali oleh Drs. Abdul Halim yang diteruskan berturut-turut oleh Drs. I. Sutardi Wirasasmita, Drs. Jalaludin Rahmat, Syamsu Abdurrazak, BA., Drs. Jam’an Satori, MA., Drs. Suwarno, Drs. Hasan Mansur, Tasripin, BA., Siti Nursinah, Spd., Drs. Komara, SP., dan saat ini oleh Drs. Moch. Rachmat. Bersamaan dengan didirikannya SMA PGII 2 yang berlokasi di Jl. Pahlawan Blk. No. 17 maka didirikan pula SMP PGII 2 yang pertama kali dipimpin oleh Drs. Moch. Rachmat.


Perubahan nama SMA menjadi SMU dan SMP menjadi SLTP mengacu pada UU SPN No. 2 tahun 1989 sehingga unit sekolah di lingkungan YP PGII pun berubah namanya sesuai dengan undang-undang tersebut. Namun, berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 terjadi perubahan SMU menjadi SMA dan SLTP menjadi SMP kembali.
Sesuai perjalanan waktu, pada tahun 2000 terjadi mutasi pimpinan sekolah di lingkungan YP PGII dimana SMA PGII 1 dipimpin oleh Drs. Lili Asmili, SMA PGII 2 dipimpin oleh Drs. Komara, SP., SMP PGII 1 dipimpin oleh Drs. Moch. Rachmat dan SMP PGII 2 dipimpin oleh Drs. Oman Rachman.


Di komplek Panatayuda pernah dibuka lembaga pendidikan setingkat sekolah tinggi dengan nama STMIK Islam Bandung pada 1992 namun karena kendala fasilitas pendidikan, STMIK Islam Bandung penyelenggaraannya tidak dilanjutkan.
Komplek Panatayuda pada tahun 1998 membuka terobosan baru dengan membuka program khusus atau kelas khusus. Program ini banyak perbedaannya dengan program reguler yang selama ini dijalankan. Program kelas khusus ini dirancang sebagai program alternatif dalam upaya optimalisasi potensi siswa melalui penambahan bidang studi dan program lainnya seperti life skill, ushuluddin, kemampuan bahasa Inggris, kunjungan belajar wajib dan pembinaan kepribadian.
Sebelum program khusus digulirkan, sempat dibuka program unggulan yang mensyaratkan NEM yang ketat yaitu minimal 7 untuk semua bidang studi, dan untuk program unggulan ini para siswa dibebaskan dari biaya pendidikannya.
Saat ini YP PGII semakin ditantang oleh jaman dan dituntut oleh kebutuhan sumber daya insani yang berkualitas, siap berkompetisi dengan dunia luar, adaftif, berakhlak mulia, mandiri, kreatif dan berkepribadian Islami serta peduli terhadap kemajuan bangsa dan umat ke depan. Maka Yayasan YP PGII Bandung mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan Unggulan Terpadu PGII Bandung disingkat SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung, didirikan pada tahun 2009.
Dengan salah satu tujuannya memberikan layanan kepada masyaraka dengan membuka SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung. Dengan dua jurusan yaitu jurusan multimedia dan teknik jaringan akses.
Yayasan Pendidikan PGII Bandung ingin menjadikan peserta didik yang MASAK, yaitu Mantap Agamanya, Sikapnya, Akalnya dan Kompetensinya. Pada tahun 2014 SMK UT PGII membuka jurusan Akutansi demi memenuhi kebutuhan masyarakat, perusahaan di bidang akutansi khususnya dan mendongkrak minat siswa serta kepercayaan masyarakat untuk bersekolah di SMK UT PGII. Kepemimpinan SMK UT PGII pertama kali di pimpin oleh M. Benny Chaniago, MBA. Kemudian oleh Drs. H. Beni Suhendar, M. Pd.dan sekarang oleh Syarief , S. Pd.